
Semakin serius problemnya, biasanya waktu yang dibutuhkan semakin lama. Kalau kata orang tua, sebaiknya jangan grasa-grusu dalam mengambil keputusan penting. Namun ketika keputusan itu harus diambil dalam tempo yang singkat, pertimbangkan dulu bahwa…
- Intuisi atau suara hati terdalammu itu sangat berpengaruh.
- Terkadang kamu tidak bisa super egois dengan memilih semuanya, harus kompromi juga dengan melepas sebagian dari pilihan yang ada.
- Berpikir terlalu dalam dan lama itu tidak otomatis akan memeroleh keputusan terbaik.
- Sebaiknya ada tenggat waktu atau deadline untuk menentukan keputusan.
- Kamu masih memiliki ‘hakim kedua, ketiga, keempat, dst’ untuk membantumu mempertimbangkan dan memutuskan.
- Jika nanti ternyata kamu salah memutuskan, well hidup tak hanya memberi gula, melainkan rasa pahit juga.

2. Berani Menghadapi Rasa Takut
Karena sangat bingung memutuskan, seringkali kamu justru lemah tak berdaya. Aneka ketakutan menyergapmu dari segala penjuru. Tetapi kalau terus terpojok, kapan kamu melawan? Segera kumpulkan kekuatan untuk menghadapinya.
Bila perlu kamu bisa menerka efek paling buruk dari keputusanmu. Ketika terombang-ambing antara memutuskan tunangan atau lanjut, kamu bisa membayangkan hasil terburuk, yakni putus. Sila tanyakan pada diri sendiri; apakah kamu siap untuk sendiri lagi? Bagaimana dengan keluargamu dan dia? Apakah sebenarnya ada orang lain dalam hatimu? Dsb. Semua itu mengerikan, tetapi terkadang kamu harus tega membayangkan segala kemungkinan.
3. Masih Stuck? Coba Buat Daftarnya
Kamu bisa menuliskan daftar pro dan kontra. Trik ini biasanya bisa mencerahkan pilihan ketika kebingungan harus memilih 1 dari 3 cinta, 1 dari puluhan sekolah untuk anak, 1 dari 2 tawaran kerja, 1 dari 5 peluang bisnis, dsb.
Jika keputusan A diambil, apa saja manfaatnya dan apa saja mudaratnya. Tetapi rumusnya tak harus ‘mana yang kelebihannya banyak, itulah yang harus dipilih’. Pada akhirnya, keputusan juga akan kembali pada suara hati. Sebenarnya lebih condong ke yang mana? Sesulit itukah untuk jujur pada diri sendiri, hm?
4. Dikecohkan oleh Ketidakjelasan Dari Diri Sendiri
Karena bingung ‘sebenarnya apa yang diinginkan dan diharapkan’, kamu jadi sering keliru memilih keputusan. Yah, namanya juga manusia, ya. Seringkali tidak tak mudah memahaminya.
A sedang pacaran dengan B yang ganteng dan tajir. Orang-orang menyimpulkan kalau A mudah jatuh hati pada B. Bagaimana pun, B adalah figur yang diinginkan mayoritas orang. Namun kenyataannya, A justru tertarik pada sosok C yang ketampanan dan kekayaannya tak seberapa. Nah, rasa suka itu subjektif. Tak semua orang harus menyukai apa yang kamu sukai.
Kalau A kebingungan ‘sebenarnya siapa yang diinginkan’, kemungkinan A akan menghadapi proses memutuskan yang cukup rumit. Dia harus tegas dan terbuka pada dirinya sendiri. Sebaiknya tak memikirkan keinginan saja, melainkan juga rasa suka dan kecenderungan hati juga.
5. Tak Apa Keputusanmu Tak Sesuai Ekspektasi Orang
Jaman semakin canggih, proses memilih pun semakin memusingkan. Tidak perempuan, tidak laki-laki, hal simpel saja sudah mengundang banyak pertimbangan. Ketika memilih sepatu atau sandal saja, kamu tak hanya memikirkan ukuran atau nomornya saja. Kamu juga mempertimbangkan mereknya, warnanya, solnya, haknya, talinya, tipenya, sedang musim atau tidaknya, dsb.
Tak hanya perkara sederhana, sesuatu yang lebih serius dan kompleks pun semakin beragam. Masalah besar juga terjadi ketika kamu terpengaruh perkataan atau komentar orang lain. Jiwa memilihmu semakin tumbuh pesat. Namun karena diaduk dengan pilihan yang banyak, harapan orang lain, dan kebingungan diri sendiri, urusan malah semakin runyam.
Untuk membantu menyederhanakannya, kamu bisa melakukan seleksi terhadap seabreg pilihan yang ada. Pasang telinga pada suara hatimu sendiri, bukan pada nyinyiran orang lain. Kalau sudah menakar segala konsekuensinya dan merasa mantap, bertanggung-jawab dan berbahagialah dengan pilihan itu.
Mungkin ada saja orang yang mengejek atau memandang rendah pilihanmu. Tak apa. Poin pentingnya bukan tentang penilaian mereka, melainkan restu orang tua, ridho Tuhan YME, dan kepuasan dirimu sendiri. Ok?
Social Plugin